Jumat, 20 Juni 2014

SOCIAL LEARNING




Pengertian social Learning
Teori belajar social learning oleh Albert Bandura menyatakan bahwa orang belajar banyak perilaku melalui peniruan , bahkan terkadang tanpa adanya penguatan (reinforcement) yang diterima. Observer pun terkadang meniru beberapa perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model.
Teori belajar social ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan, dimana sesorang belajar melalui proses observasi atau pengamatan terhadap perilaku lain terutama pemimpin atau orang yang dianggap memiliki nilai lebih dibanding dirinya. Istilah yang sering dikenal dengan dalam teori belajar social adalah modeling (peniruan).
Modeling lebih dari sekedar peniruan atau mengulangi perilaku model, tapi lebih dari itu semua bahwa peniruan perilaku modeling melibatkan penambahan atau pengurangan tingkah laku yang diamati, kemudian menggeneralisasikan berbagai respon tersebut sekaligus melibatkan proses kognitif
tahapan-tahapan dalam proses modeling(peniruan)
1. Perhatian: dipengaruhi oleh asosiasi observer dengan objek manusia yang diamati (model),sifat dari model tersebut, dan seberapa besar arti penting objek manusia yang dihadapi itu.
2. Representasi: berarti tingkah laku yang ditiru tersebut harus disimbolkan dalam ingatan
3. Peniruan tingkah laku: pengamat harus mempunyai kemampuan untuk meniru tingkah laku dari model yang diamati.
4. Motivasi: proses modeling ini akan efektif apabila orang
yang mengamati tersebut mempunyai motifasi yang tinggi untuk meniru objek yang diamati.
Konsep penting yang di kemukakan Bandura
Satu konsep penting yang dikemukakan Bandura adalah resiprokal determinism,yaitu seseorang akan bertingkah laku berdasarkan situasi yang dipilih secara aktif. Dalam menganalisis tingkah laku seseorang, ada tiga komponen yang harus ditelaah yaitu individu itu sendiri (person), lingkungan (environmental), serta perilaku individu itu sendiri (behaviorisme).
Konsep dasar teori social learning
Social learning theory dari Bandura di dasarkan pada 3 konsep pokok, yaitu:
1. Determenisme resipokal: pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk hubungan interaksi timbal balik yang terus menerus. Orang menentukan/mempengaruhi tingkah laku nya dengan mengkontrol lingkungan , tetapi orang tersebut juga dikontrol oleh kekuatan lingkungan. Determenisme resipokal itu sendiri merupakan konsep penting dalam teori belajar social karena menjadi pijakan untuk lebih memahami tingkah laku seseorang.
2. Reinforcement, menurut Bandura reinforcement penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tapi itu bukan merupakan satu-satunya pembentuk tingkah laku seorang individu. Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang sesuatu yang diamati tadi.
3. Kognisi dan regulasi diri, konsep bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.
Bandura menjelaskan bahwa teori belajar social berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dari segi interaksi feedback yang berkesinambungan antara faktor kognitif , tingkah laku, dan factor lingkungan. Dalam proses determenisme feedback inilah terletak kesempatan bagi manusia untuk mempengaruhi nasib nya maupun batas-batas kemampuannya untuk memimpin diri sendiri (self direction). Konsepsi tentang cara manusia berfungsi semacam ini tidak menempatkan orang semata-mata sebagai objek tak berdaya yang dikontrol oleh pengaruh-pengaruh lingkungan ataupun sebagai pelaku-pelaku bebas yang dapat menjadi apa yang dipilihnya. Manusia merupakan factor yang saling menentukan secara timbal balik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar