Selasa, 17 Juni 2014
Motivasi, Pengajaran, dan Pembelajaran
Apa motivasi itu?
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Perspektif tentang motivasi
1. Perspektif behavioral.
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternalsebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negativf yang dapat memotivasi perilaku murid.
2. Perspektif humanistis.
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan unuk memilih nasib mereka dan kualitas positif. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
3. Perspektif kognitif.
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan, dan monitiring kemajuan menuju suatu tujuan.
Perspektif behavioris memandang motivasi murid sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Perspektif kognitif merekomendasikan agar murid diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung jawabuntuk mengontrol prestasi mereka sendiri.
Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W.White, yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.
4. Perspektif sosial.
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka unuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan meraka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Motivasi untuk meraih sesuatu
Motivasi ekstrinsik dan intrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
Perspektif behavioral menekankan arti penting dari motivasi ekstrinsik dalam prestasi ini, sedangkan perspektif kognitif dan humanistis lebih menekankan pada arti penting dari motivasi intrinsik dalam prestasi.
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senbag pada pelajaran yang diujikan itu. Motivasiintrinsik ada dua jenis,yaitu: 1. motivasi intrinsik dari determinasi diri dan pilihan personal dan 2. Motivasi intrinsik dari pengalaman optimal.
Proses kognitif lainnya
Atribusi
Teori atribusi menyatakan bawa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang yang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Atribusi adalah sebab-sebab yang menimbulkan hasil.
Motivasi untuk menguasai
Yang berhubungan erat dengan ide tentang motivasi intrinsik dan atribusi adalah konsep motivasi penguasaan. Para periset menyebutkan penguasaan ini sebagai salah satu dari tiga tipe orientasi prestasi: penguasaan, tak berdaya, dan kinerja.
Carol Dweek dan rekannya telah menemukan bahwa anak menunjukkan dua respon berbeda terhadap tantangan atau situasi yang sulit: orientasi untuk menguasai atau orientasi tak berdaya.
Self efficacy
Pendekatan behavioral dan kognitif sosial memperkenalkan konsep self efficacy menurut bandura yakni keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memproduksi hasil positif. Bandura percaya bahwa self efficacy adalah faktor penting yang mempengaruhi prestasi murid.
Penentuah tujuan, perencanaan , dan monitoring
Para periset telah menemukan bahwa self efficacy dan prestasi akan meningkat jika murid menentukan tujuan jangka pendek yang spesifik dan menantang. Murid dapat memnentukan jangka panjang maupun jangka pendek. Tidak masalah jika murid menentukan tujuan jangka panjang. tetapi pastikan juga mereka membuat jangka pendek.
Strategi lainnya yang baik adalah mendorong murid untuk menentukan tujuan yang menantang.tujuan yang menantang adalah komitmen untuk meningkatkan diri. Minat dan keterlibatan dalam aktivitas biasanya dipicu oleh satu tantangan. Tujuan yang mudah diraih biasanya tidak begitu menarik dan tidak begirtu banyak membutuhkan usaha. Akan tetapi, tujuan seharusnya disesuaikan dengan level kemampuan murid yang optimal. Jika tujuan itu tidak realistis, hasilnya adalah kegagahan yang menurunkan rasa percaya diri murid.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar