Bahasa
dan kemampuan kignitif lainnya pada masa kanak-kanak awal
Perkembangan bahasa
Anak-anak prasekolah membuat perkembangan yang pesat dalam kosakata. Tata
bahasa, dan sintaks.
Kosakata
Pada usia 3 tahun, seorang anak dapat menggunakan 900 sampai 100 kata dan
pengucapan 12.000 tiap hari. Pada usia 6 tahun, seorang anak biasanya telah
barbicara dengan 2.600 kata dan memahami lebih dari 20.000 kata. Anak juga
mempelajari kata 9 kata baru setiap hari. Dengan bantuan sekolah formal,
kosakata anak yang pasif dan reseptif akan tumbuh 4 kali lipat sampai 80.000
kata.
Bagaimana seorang anak dapat mengembangkan kosakata mereka dengan
sedemikian cepat? Sepertinya mereka melakukannya dengan pemetaan kilat.
Pemetaan kilat adalah proses dimana anak menyerap makna dari kata baru setelah
mendengar kata tersebut satu atau dua kali dalam percakapan. Para pakar bahasa
tidak begitu yakin bagaimana pemetaan
kilat tersebut berjalan, akan tetapi tampaknya anak-anak mengambil
kesimpulan dari apa yang mereka ketahui dari uran membentuk kata, tentang kata
yang mirip, tentang kontek segera dan tentang subjek yang dibicarakan.
Tata bahasa dan
sintaksis
Cara anak mengombinasikan huruf menjadi kat dan kata menjadi kalimat,
berkembang semakin rumit sepanjang masa kanak-kanak awal. Pada usia 3 tahun
biasanya anak mulai menggunakan kata jamak, kata milik dan kata lampau, serta
mengenal perbedaan antara saya, kamu dan kita.
Anak-anak pada usia ini masih cenderung untuk membuat kesalahan
irregularization karena mereka belum mempelajari pengecualian yang ada
terhadapa aturan yang ada. Antara umur 4 samapai 5 tahun, kalimat terdiri dari
5 sampai 5 kata dan bisa jadi bersifat deklaratif, negatif, dan interogatif.
Anak usia 4 tahun akan lebiih sering menggunakan kalimat yang kompleks dan multiclause.
Pada usia ini anak sering kali merangkai kalimat dalam sbuah cerita yang
panjang, komprehensi mungkin masih belum matang.
Berbicara sendiri (private speech)
Berbicara sendiri (private speech)
adalah berbicara dengan keras kepada diri sendiri tanpa ada niat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Ini adalah kondisi yang normal pada masa
kanak-kanak. Terhitung sekitar 20 sampai 50 persen dari yang diucapkan si anak.
Anak usia 3 sampai 4 tahun terlibat dalam “crib talk”, bermain dengan suara dan
kata. Anak usia 4 sampai 5 tahun menggunakan berbicara dengan diri sendiri
sebagai cara untuk meng ekspresikan fantasi dan emosi mereka. Anak yang lebih
tua mengucapkan apa yang ada dipikiran mereka atau bekomat-kamit dengan suara
yang sangat berat.
Paiget, memandang berbicara dengan diri sendiri sebagai sinyal
ketidakmatangan. Merujuk kepda piaget, anak-anak bersifat egosentris (tidak
mampu mengenali sudut pandang orang lain
dan karena itu tidak dapat berkomunikasi dengan penuh makna). Menurutnya, pada
akhir masa praoperasional, dengan kematangan kognitif dan dan pengalaman
sosial, anak-anak menjadi tidak terlalu egosentris dan lebih mampu melakukan
pemikiran simbolis, dan dengan demikian menghilangkan berbicara sendiri.
Seperti piaget, vygotsky percaya bahwa berbicara sendiri membantu anak
untuk mengintegrasikan bahasa dengan pikirannya. Akan tetapi, vygotsky tidak
melihat berbicara sendiri sebagai egosentris. Dia melihat hal tersebut sebagai
bentuk komunikasi. Vygotsky berpendapat bahwa berbicara sendiri mengikuti kurva berbentuk lonceng: ia mengikat
sepanjang masa prasekoladan akanmenghilang pada masa sekolah dasar awal seiring
dengan semakin mampunya si anak untuk memandu dan menguasai tindakan mereka.
Perkembangan bahasa
yang terlambat
Sekitar 3 persen anak usia prasekolah menunjukkan keterlambatan bahasa,
walaupun kecerdasan mereka biasanya biasa-biasa saja atau lebih baik. Dibandingkan dengan anak
perempuan, anak laki-laki lebih cenderung menjadi late talker.
Masih belum jelas mengapa sebagian
anak terlambat bicara. Anak-anak ini kemungkinan memiliki keterbatasan
kognitif yang membuat mereka sulit untuk
mempelajari aturan bahasa. Anak-anak yang terlambat bicara mungkin harus
mendengar kata baru lebih sering dibandingkan dengan anak lain sebelum mereka
akhirnya dapat memasukkan kata tersebut dala kosakat mereka. Faktor keturunan
nampaknya memainkan peran dalam mayoritas kasus
keterlambatan bicara yang parah.
Perkembangan bahasa yang terlambat memiliki konsekuensi kognitif, sosial,
dan emosional yang lebih luas. Anak yang memiliki kecenderungan tidak biasa
ubtuk salah menyebutkan kata pada usia 2 tahun, yang memiliki pembendaharaan
kosakat yang buruk pada usia 3 tahun, atau yang memiliki kesulitan menamai
objek pada usia 5 tahun, cenderung memiliki ketidakmampuan dalam membaca di
kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar