Jumat, 20 Juni 2014



Bahasa dan kemampuan kignitif lainnya pada masa kanak-kanak awal
Perkembangan bahasa
Anak-anak prasekolah membuat perkembangan yang pesat dalam kosakata. Tata bahasa, dan sintaks.
Kosakata
Pada usia 3 tahun, seorang anak dapat menggunakan 900 sampai 100 kata dan pengucapan 12.000 tiap hari. Pada usia 6 tahun, seorang anak biasanya telah barbicara dengan 2.600 kata dan memahami lebih dari 20.000 kata. Anak juga mempelajari kata 9 kata baru setiap hari. Dengan bantuan sekolah formal, kosakata anak yang pasif dan reseptif akan tumbuh 4 kali lipat sampai 80.000 kata.
Bagaimana seorang anak dapat mengembangkan kosakata mereka dengan sedemikian cepat? Sepertinya mereka melakukannya dengan pemetaan kilat. Pemetaan kilat adalah proses dimana anak menyerap makna dari kata baru setelah mendengar kata tersebut satu atau dua kali dalam percakapan. Para pakar bahasa tidak begitu yakin bagaimana pemetaan  kilat tersebut berjalan, akan tetapi tampaknya anak-anak mengambil kesimpulan dari apa yang mereka ketahui dari uran membentuk kata, tentang kata yang mirip, tentang kontek segera dan tentang subjek yang dibicarakan.
Tata bahasa dan sintaksis
Cara anak mengombinasikan huruf menjadi kat dan kata menjadi kalimat, berkembang semakin rumit sepanjang masa kanak-kanak awal. Pada usia 3 tahun biasanya anak mulai menggunakan kata jamak, kata milik dan kata lampau, serta mengenal perbedaan antara saya, kamu dan kita.
Anak-anak pada usia ini masih cenderung untuk membuat kesalahan irregularization karena mereka belum mempelajari pengecualian yang ada terhadapa aturan yang ada. Antara umur 4 samapai 5 tahun, kalimat terdiri dari 5 sampai 5 kata dan bisa jadi bersifat deklaratif, negatif, dan interogatif. Anak usia 4 tahun akan lebiih sering menggunakan kalimat yang kompleks dan multiclause. Pada usia ini anak sering kali merangkai kalimat dalam sbuah cerita yang panjang, komprehensi mungkin masih belum matang.
Berbicara sendiri (private speech)
Berbicara sendiri (private speech) adalah berbicara dengan keras kepada diri sendiri tanpa ada niat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ini adalah kondisi yang normal pada masa kanak-kanak. Terhitung sekitar 20 sampai 50 persen dari yang diucapkan si anak. Anak usia 3 sampai 4 tahun terlibat dalam “crib talk”, bermain dengan suara dan kata. Anak usia 4 sampai 5 tahun menggunakan berbicara dengan diri sendiri sebagai cara untuk meng ekspresikan fantasi dan emosi mereka. Anak yang lebih tua mengucapkan apa yang ada dipikiran mereka atau bekomat-kamit dengan suara yang sangat berat.
Paiget, memandang berbicara dengan diri sendiri sebagai sinyal ketidakmatangan. Merujuk kepda piaget, anak-anak bersifat egosentris (tidak mampu  mengenali sudut pandang orang lain dan karena itu tidak dapat berkomunikasi dengan penuh makna). Menurutnya, pada akhir masa praoperasional, dengan kematangan kognitif dan dan pengalaman sosial, anak-anak menjadi tidak terlalu egosentris dan lebih mampu melakukan pemikiran simbolis, dan dengan demikian menghilangkan berbicara sendiri.
Seperti piaget, vygotsky percaya bahwa berbicara sendiri membantu anak untuk mengintegrasikan bahasa dengan pikirannya. Akan tetapi, vygotsky tidak melihat berbicara sendiri sebagai egosentris. Dia melihat hal tersebut sebagai bentuk komunikasi. Vygotsky berpendapat bahwa berbicara sendiri mengikuti  kurva berbentuk lonceng: ia mengikat sepanjang masa prasekoladan akanmenghilang pada masa sekolah dasar awal seiring dengan semakin mampunya si anak untuk memandu dan menguasai tindakan mereka.
Perkembangan bahasa yang terlambat
Sekitar 3 persen anak usia prasekolah menunjukkan keterlambatan bahasa, walaupun kecerdasan mereka biasanya biasa-biasa saja  atau lebih baik. Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki lebih cenderung menjadi late talker.
Masih belum jelas  mengapa sebagian anak terlambat bicara. Anak-anak ini kemungkinan memiliki keterbatasan kognitif  yang membuat mereka sulit untuk mempelajari aturan bahasa. Anak-anak yang terlambat bicara mungkin harus mendengar kata baru lebih sering dibandingkan dengan anak lain sebelum mereka akhirnya dapat memasukkan kata tersebut dala kosakat mereka. Faktor keturunan nampaknya memainkan peran dalam mayoritas kasus  keterlambatan bicara yang parah.
Perkembangan bahasa yang terlambat memiliki konsekuensi kognitif, sosial, dan emosional yang lebih luas. Anak yang memiliki kecenderungan tidak biasa ubtuk salah menyebutkan kata pada usia 2 tahun, yang memiliki pembendaharaan kosakat yang buruk pada usia 3 tahun, atau yang memiliki kesulitan menamai objek pada usia 5 tahun, cenderung memiliki ketidakmampuan dalam membaca di kemudian hari.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar