A.
Pengertian Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi pada dasarnya merupakan
tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa inggrisnya
sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan
indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek
kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti
temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi
dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan
spontan.
Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan
pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah
yang sering disebut indera. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses
manusia dalam menerima informasi sensoris ( energi fisik dari lingkungan )
melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal
“neural” yang bermakna. Misalnya, ketika
seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna
merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata,
lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang
kemudian diinterpretasikan sebagai warna merah”.
Dalam
proses penerimaan informasi, alat indera merupakan faktor yang menentukan,
karena setiap stimuli yang datang dari luar diri kita ditangkap melalui alat
indera. Proses menangkap stimuli melalui alat indera ini disebut proses
sensasi.
Dalam ungkapan lain sensasi ialah penerimaan stimulus lewat
alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di
dalam otak” (Mahmud, 1990:14). Meskipun alat untuk menerima stimulus serupa
pada setiap individu, interpretasinya berbeda. Kita mengenal lima alat indera
atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai
dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar
(eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh
eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diinderai
oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri
diinderai oleh propriseptor (misalnya, organ vestibular).
Jadi, sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan)
melalui indera, dan sensasi lebih cenderung hubungannya dengan perasaan. Dan
alat penginderaan itulah yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi
itu sebagai proses atau pengalaman elementer yang timbul apabila satu
perangsang merangsang satu reseptor atau proses merasakan.
Pengertian Sensasi menurut para
ahli. dan kamus psikologi
·
Menurut
Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rakmat, 1994)
sensasi
sebagai pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian
verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indra.
·
Menurut
Dennis Coon,
Sensasi
adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian
verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indera.
·
Menurut Kamus psikologi A.R Henry Sitanggang
Sensasi
yaitu unsur atau aspek tertinggi yang tidak dapat lagi direduksi dari persepsi inderawi,
yang tergantung pada stimulus yang mempengaruhi reseptor inderawi, merupakan
abstraksi tetapi pada umumnya dibicarakan pada psikologi/ psikopsikis.
Sepertinya ia adalah pengalaman yang elementer, proses memakna atau kesadaran
akan kualitas inderawi yang dirangsang oleh stimulasi pada reseptor.
·
Menurut
Kamus Psikologi Dr. Kartini Kartono dan Dali Gulo
Sensasi
adalah keadaan yang dialami apabila suatu alat penginderaan dirangsang, sesuatu
yang dirasakan dari rangsangan bagian-bagian dari sistem saraf.
B.
Konsep Dasar Sensasi
1.
Stimulus
Stimulus atau rangsangan adalah
suatu kondisi memunculkan atau mempercepat respon sesuatu yang dihasilkan oleh
indra.Apa saja yang menyentuh alat indera dari dalam atau dari luar disebut
stimuli.
Contoh: Ketika kita mencium bau makanan melalui indra
penciuman, maka akan muncul respon berupa rasa lapar.
2. Transduksi
Ketika sel reseptor mencatat adanya
rangsangan, energi tersebut diubah dari satu bentuk ke bentuk lain menjadi
impuls kimia listrik menghasilkan potensial aksi yang mengalirkan informasi
mengenai rangsangan melalui sistem saraf ke otak.
3. Ambang
Batas minimal rangsang agar pengalaman
sensoris bisa terjadi.
·
Ambang mutlak (absolute treshold)
·
Ambang pembeda (difference treshold)
a)
Ambang
Mutlak (absolute treshold)
Ambang mutlak adalah tingkat terdeteksi
terkecil dari stimulus. Ambang mutlak adalah paling sedikit dari apa yang dapat
kita deteksi dan respon. Batas minimum absolut adalah ukuran dari frekuensi
terendah yang masih mendeteksi sensor tertentu.
Contoh:
Ketika kita mendengar seseorang yang jauh dari kita, maka batas pendengaran
kita akan semakin rendah sehingga, kita harus semakin dekat dengan orang
tersebut agar dapat mendengar dengan jelas.
b)
Ambang
Pembeda (difference treshold)
Ambang batas pembeda adalah perbedaan
terkecil dari dua buah stimuli agarkedua stimuli tersebut dapat dirasakan
berbeda dan kepekaan sensoris dalam membandingkan dua stimulus yang hampir
serupa, apakah sama atau berbeda. Batas ini meningkat seiring dengan besarnya
rangsangan.
Contoh: Ketika kita memakan sesuatu dan makanan
tersebut ditambah dengan garam sebanyak
1 sendok lalu memakannya lagi. Setelah itu ditambah dengan 1 sendok
garam lagi dan memakannya. Kemudian setelah kita dapat mendeteksi perubahan dalam
rasa, yakni adanya perubahan antara makanan pertama yang saya berikan kemudian
saya tambahkan lagi dengan garam itu merupakan ambang perbedaan.
C.
Jenis-jenis Sensasi
1.
Indera
penglihatan (mata)
Mata adalah
organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Dalam proses penglihatan, kita membutuhkan cahaya untuk menerjemahkan hasil
penglihatan.
Apa itu cahaya ?
Cahaya adalah
energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata. Cahaya dapat di
lihat melalui mata.
Bagaimana
mata dapat bekerja?
Mata kita ini
bisa melihat sebuah benda jika ada cahaya yang dipantulkan oleh benda itu.
Pantulan cahaya dari benda itu akan diterima oleh kornea. Lalu, diteruskan ke
lensa mata kita melalui pupil.
Pada mata yang
normal, lensa mata kita akan memfokuskan bayangan benda supaya jatuh tepat pada
bintik kuning. Kemudian, sel-sel reseptor akan meneruskan rangsangan cahaya
tadi ke pusat syaraf penglihatan kita di otak.
Beberapa bagian dan kelainan pada mata
yang mempengaruhi proses terjadinya sensasi
·
Kornea
Merupakan
bagian terluar dari bola mata kita yang tugasnya menerima cahaya dari sumber
cahaya. Korena mata itu terletak di bagian paling depan. Tidak berwarna atau
bening. Padahal seolah-olah, warna yang kita lihat adalah hitam, cokelat, biru,
dan sebagainya. Itu sebenarnya, bukan warna kornea, tapi itu adalah warna iris
yang letaknya ada di belakang kornea yang tembus karena kebeningan kornea mata
kita.
·
Pupil
Disebut
juga anak mata. Ia adalah pembukaan di tengah mata. Kalau cahaya masuk ke mata
kita, pasti melalui pupil. Lalu cahaya itu diteruskan melalui lensa yang
memusatkan bayangan ke retina. Asal kamu tahu saja, ukuran pupil itu
dikendalikan oleh otot. Kalau mata kita sedikit menangkap cahaya, maka pupil
akan membesar. Kalau cahayanya semakin terang, pupil akan mengecil.
·
Retina
Adalah
bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang
disebut bintik kuning.
·
Buta
Warna
Buta
Warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata
untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta warna
juga sering disebut gangguan persepsi warna. Penderita buta warna kesulitan
membedakan nuansa warna atau buta terhadap warna tertentu.
Apa penyebab buta warna?
Retina
mata memiliki hampir tujuh juta sel fotoreseptor yang terdiri dari dua jenis
sel– sel batang dan sel kerucut– yang terkonsentrasi di bagian tengahnya yang
disebut makula. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya, dan dapat menangkap
cahaya yang lemah seperti cahaya dari bintang di malam hari, tetapi sel itu
tidak dapat membedakan warna. Berkat sel batang kita dapat melihat hal-hal di
sekitar kita di malam hari, tetapi hanya dalam nuansa hitam, abu-abu, dan
putih. Sel kerucut dapat melihat detail obyek lebih rinci dan membedakan warna
tetapi hanya bereaksi terhadap cahaya terang. Kedua jenis sel tersebut
berfungsi saling melengkapi sehingga kita bisa memiliki penglihatan yang tajam,
rinci, dan beraneka warna. Buta warna juga dapat terjadi karena adanya kelainan
genetik.
Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap buta
warna adalah dengan melakukan tes buta warna.
Buta
warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi,
dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan
sensitifitas warna dari satu jenis ataulebih sel kerucut.
Ada tiga macam
trikomasi yaitu:
·
Protanomaliyang merupakan kelemahan
warna merah,
·
Deuteromaliyaitu kelemahan warna hijau,
·
Tritanomali (low blue)yaitu kelemahan
warna biru.
Dikromasimerupakan
tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
·
Protanopia yaitu tidak adanya sel
kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merahdan perpaduannya berkurang,
·
Deuteranopia yaitu tidak adanya sel
kerujut yang peka terhadap hijau, dan
·
Tritanopia untuk warna biru.
Sedangkan
monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan
warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan
sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat
jarang.
2.
Indera pendengaran (telinga)
Telinga
merupakan indera pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga
bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telingga dalam. Telinga
berfungsi untuk mendengar suara-suara yang ada disekitar kita.
Apa itu suara?
Suara adalah
gelombang mekanis yang merupakan osilasi tekanan ditularkan melalui, gas padat
cair, atau, terdiri dari frekuensi dalam kisaran pendengaran dan dari tingkat
cukup kuat untuk didengarkan.
Bagaimana proses mendengarkan suara?
Proses mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui liang telinga, dan seterusnya menggetarkan membrane timpani. Getaran ini akan diteruskan kedalam telinga tengah melalui tulang – tulang pendengaran. Selanjutnya getaran diteruskan kedalam telinga dalam melalui selaput jendela oval dan menggetarkan cairan perilimfe yang terdapat didalam skala vesstibuli.
Sebagai Organ Keseimbangan (Indera
Kenestesi)
Selain bagian
pendengaran, pada bagian telinga juga terdapat reseptor perangsang keseimbangan
atau equilibrium. Indra keseimbangan ini terdapat didalam Canalis
semicircularis. Di dalam ductus itu terdapat endolymphe. Pada tiap-tiap pangkal
canalis semicurlaris itu membesar dan merupakan sebuah pentolan yang disebut
ampula membranaceus. Di dalam ampula membranaceus inilah terdapat indera
keseimbangan yang terdiri dari serangkaian sel-sel berambut. Indera
keseimbangan ini mengatur keseimbangan kita ke muka dan ke belakang, ke kiri
dan ke kanan.
3. Indera Pengecap
Lidah merupakan reseptor yang banyak
memiliki stuktur tunas pengecap. Lidah mempunyai reseptor khusus yang
berhubungan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot.
Lidah dapat merasakan berbagai macam rasa diantaranya ,yaitu rasa manis , asin,
asam dan pahit
Struktur lidah
Lidah adalah kumpulan otot
rangkapada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan
cara membolak balik makanan didalam mulut. Lidah dikenal sebagai indera
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap.Lidah juga turut membantu
dalam tindakan berbicara.
4. Indera Penciuman
Alat
penginderaannya yaitu hidung, dengan alat penciuman itu kita dapat membedakan
mana yang wangi dan mana yang bau. Misalnya ketika seseorang memakai parfum
maka akan tercium wanginya, tapi ketika mobil sampah lewat maka akan tercium
bau yang tidak sedap seperti bau busuk.
Bau sering
menjadi respon pertama kita terhadap rangsangan.Contoh kecil, kita tidak akan
makan makanan yang kita cium bearoma busuk. Penciuman bekerja seperti
pengecap,yakni rasa kimia akan dideteksi oleh sel-sel sensorik yang disebut
kemoreseptor.
Otak akan
menerima ransangan bau berupa impuls listrik apabila kemoreseptor pada hidung
mendeteksi bau. Otak kemudian
menafsirkan pola-pola aktivitas listrik sebagai bau spesifik dan sensasi penciuman menjadi persepsi (
sesuatu dimana kita dapat mengenali sebagai aroma).
Mendeteksi
Aroma
Aroma dimulai
ketika molekul-molekul udara menstimulasi reseptor penciuman sel.Jika suatu zat
mudah menguap, maka zat tersebut akan mengeluarkan molekul, atau aroma. Bahan
nonvolatile seperti baja tidak memiliki bau. Suhu dan kelembaban mempengaruhi
bau karena mereka meningkatkan volatilitas molekul. Inilah sebabnya mengapa sampah
beraroma bau lebih kuat dalam api dan mobil beraroma bau apek setelah hujan.
Sebuah kelarutan
substansi juga mempengaruhi aroma. Bahan kimia yang larut dalam air atau lemak
biasanya beraroma lebih intens. Bila udara yang bau masuk melalui lubang
hidung, molekul udara tersebut akan merangsang epitel penciuman (pusat sensasi
penciuman).Epitel hanya menempati sekitar satu inci persegi dari bagian
superior dari rongga hidung. Lendir yang disekresikan oleh kelenjar penciuman
selubung permukaan epitel dan membantu melarutkan aroma.
Sel-sel reseptor
penciuman adalah neuron dengan ujung yang berbentuk seperti tombol disebut
dendrit. Rambut penciuman
mengikat aroma yang menutupi dendrit. Ketika
bau merangsang sel reseptor, sel tersebut akan mengirimkan impuls listrik ke
Olfactory bulb melalui akson
di dasarnya.
Sel pendukung
menyediakan struktur pada epitel penciuman dan membantu melindungi sel-sel
reseptor. Mereka juga menjaga reseptor dan mendetoksifikasi bahan kimia pada
permukaan epitel itu.
Sistem sel basal
membuat reseptor penciuman yang baru melalui pembelahan sel. Sel reseptor akan beregenerasi setiap
bulan ( yang mengejutkan karena neuron dewasa biasanya tidak diganti).Sementara
sel-sel reseptor menanggapi rangsangan penciuman dan mengakibatkan persepsi
bau, serat saraf trigeminal di
epitel penciuman merespon rasa sakit.
Ketika
Anda mencium sesuatu yang berbau tajam seperti amonia,sel-sel reseptor akan
mengambil aroma tersebut sementara trigeminus serat saraf untuk bersengatan tajam yang kadang
menimbulkan sedikit sensasi rasa sakit di kepala dan mengisyaratkan Anda segera
mundur.
Keterangan:
·
Limbic system of the brain : ( Sistem Limbik atau
otak Paleomammalian) adalah satu set struktur otak,
yang tampaknya mendukung berbagai fungsi termasuk emosi, perilaku, memori
jangka panjang, dan penciuman.
·
Olfactory bulb : salah
satu dari duapembesarandiujungdari sarafpenciumandi dasarotaktepat di
atasrongga hidung
·
Nasal cavity : rongga hidung disebut juga dengan kavum nasi. Rongga
hidung dibagi menjadi 2 bagian, kanan dan kiri di garis median oleh spetum nasi
yang sekaligus menjadi dinding medial dari rongga hidung. Rongga hidung
langsung berhubungan dengan udara yang tidak bersih. Oleh karena itu, rongga
hidung dilengkapi dengan cilia/bulu - bulu halus hidung yang berfungsi untuk
menyaring kotoran supaya tidak ikut mengalir ke paru - paru. Alveolus mempunyai
struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi pertukaran gas antara
udara dan darah
·
Aromatic substances : senyawa aromatik
yang dapat menghasilkan bau atau aroma yang dapat di cium oleh hidung.
5.
Indera Perabaan
Sensasi perabaan ini, bisa berpengaruh
pada tingkah laku misalnya jika kita di cubit/di pukul oleh orang lain tanpa
sebab dan terasa sakit maka kita akan membalasnya dan menghindar darinya.
Alat
penginderaannya yaitu kulit, dengan alat perabaan inilah kita bisa merasakan
permukaan benda yang halus atau yang kasar, basah mauun kering. Dengan perabaan
ini pula kita dapat merasakan rasa sakit apabila tersentuh benda tajam atau
kasar. Contoh dari perabaan ini yaitu lembutnya pada saat menyentuh selimut dan
kasarnya pada saat berjalan di bebatuan dan sebagainya.
Untuk
merasakan rabaan, tekanan, panas, dingin dan nyeri, indra yang digunakan
adalah kulit. Saraf yang menuju kulit adalah saraf kutaneus. Saraf ini
mencapai daerah bagian epidermis dari kulit.
Saraf sensoris yang berada pada kulit merupakan saraf telanjang,
artinya saraf yang tidak bermielin. Reseptor pada kulit bentuknya
bermacam-macam sesuai dengan fungsinya.
Saraf sensoris banyak terdapat pada kulit sehingga kulit tersebut juga sebagai reseptor (penerima rangsang). Dalam kulit terdapat ujung-ujung saraf untuk menerima rangsangan.
Saraf sensoris banyak terdapat pada kulit sehingga kulit tersebut juga sebagai reseptor (penerima rangsang). Dalam kulit terdapat ujung-ujung saraf untuk menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf tersebut memiliki fungsi masing-masing.
Ujung-ujung saraf tersebut sebagai berikut:
·
Ujung saraf Ruffini, untuk merasakan
nyeri;
·
Ujung saraf Merkel, untuk merasakan
panas;
·
Ujung saraf Pacini, untuk merasakan
tekanan;
·
Ujung saraf Meissner, untuk mersakan rabaaan;
·
Ujung saraf Krausse, untuk merasakan
dingin.
Reseptor peraba terdapat pada kulit jari, bibir, dan relatif jarang
pada kulit tubuh. Nyeri otot yang terjadi sewaktu berkontraksi disebabkan
berkurangnya atau berhentinya aliran darah ke otot tersebut. Rangsangan yang
diterima oleh reseptor akan menuju langsung ke
gaanglion korteks serebrum, masuk medula spinalis, kemudian akan
diteruskan ke medula oblongata.
Kulit dapat mengalami gangguan atau penyakit faktor luar maupun
dalam. Berikut adalah beberapa ganggua atau penyakit pada kulit.
Luka Bakar
Luka bakar pada kulit dapat disebabkan oleh panas, listrik, dan
zat-zat kimia. Jika kulit terkena panas, listrik dan zat kimia yang berlebihan.
dapat menyebabkan kematian sel-sel dan rusaknya protein pada jaringan. Luka
bakar dapat terjadi pada kulit, selaput lendir, saluran pernapasan, dan saluran
pencernaan. Luka bakar dapat menimbulkan gejala seperti sakit, bengkak, merah
dan melepuh.
Jerawat
Jerawat adalah peradangan kelenjar sebasea. peradangan ini banyak
terjadi di daerah wajah, leher, dada, dan ounggung. Jerawat biasanya terjadi
pada saat pubertas karena pada saat tersebut produksi hormon reproduksi
meningkat.
Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan pada permukaan kulit, ditandai dengan
gatal-gatal merah, bengkak, melepuh, dan berair. Bisanya disebabkan oleh zat
kimia, obat-obatan dan getah tumbuh-tumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar