Selasa, 17 Juni 2014

Perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak

Pendekatan pigetian: anak preoprasional Jean piaget menamakanmasa kanak-kanak awal, dari sekitar usia 2 tahunsampai 7 tahun, sebagai tahap preoprasional. Karena ank-anak belum sampai untuk terlibat dalam operasi atau manipulasi mental yang mengisyaratkan pemikiran logis. Karakteristik perkembangan dalam tahap utama perkembangan kognitif adalah perluasan penggunaan pemikiran simbolis, atau kemampuan repersentasional, yang pertama kali muncul pada akhir pada tahap sensorimotor. Keunggulan pemikiran preoprasional Kemajuan dala pemikiran simbolis diikuti oleh pertumbuhan pemahaman akan ruang, kausalitas, identitas, kategori, dan angka. Fungsi simbolis Ialah istilah piaget untuk kemampuan untuk menggunakan repersentasi mental (kata,angka, atau gambar) sebagai tempat anak-anak melekatkan makna. Absennya isyarat motoris atau sensoris menandakan fungsi simbolis. Penggunaan simbol merupakan tanda universal budaya manusia. Tanpa simbol, orang-orang tidak dapat berkomunikasi secara verbal, membuat perubahan, membaca peta atau menyimpan foto. Memiliki simbol untuk sesuatu dapat membantu anak-anak mangingat diri mereka sendiri tanpa kehadiran wujud fisik. Anak-anak prasekolah menunjukkan fungsi simbolis melalui imitasi tertunda, bermain sandiwara, dan bahasa. Imitasi tertunda didasarkan kepada kemampuan untuk menyimpan repersentasi mental tindakan yang diamati. Dalam bermain sandiwara, anak-anak menjadikan sebuah objek, seperti boneka, sebagai repersentasi atau simbolisasi benda lain. Bahasa menggunakan sistem simbol untuk berkomunikasi. Perkembangan simbolois dan pemikiran spasial Pertumbuhan pemikiran repersentasional memungkinkan anak untuk membuat penilain yang lebih akurat tentang hubungan spasial. Pada usia 19 bulan seorang anak dapat memahami bahwa sebuah gambar merupakan repersentase sesuatu yang lain, akan tetapi sampai usia 3 tahun atau setelahnya, sebagian besar anak-anak tidak dapat menyerap secara utuh hubungan antara gambar, peta, atau model skala atau objek atau ruang yang dipresentasikan. Kausalitas Walaupun piaget menyadari bahwa baduta memiliki semacam pemahaman terhadap koneksi antara aksi dan reaksi, dia percaya bahwa bahkan anak usia prasekolah belum dapat berpikir secara logis tentang sebab dan akibat. Menurutnya mereka berpikir dengan transduction. Transduction adalah istilah piaget yang ditujukan kapada kecenderungan properasional anak untuk menghubungkan secara mental fenomena tertentu, terlepas dari apakah terdapat hubungan kausalitas yang logis. Angka Pada masa kanak-kanak awal, anak-anak mulai mengenali lima prinsip perhitungan. 1. The 1 to 1 principle: hanya menyatakan satu angka untuk tiap item yang dihitung. 2. The stable order principle: menyebutkan nama-nama angka dalam serangkain susunan. 3. The order irrelevance principle: mulai menghitung item apa saja dengan total hitungan yang akan sama 4. The cardinal principle: nama angka terakhir yang digunakan akan menjadi total jumlah item yang dihitung. 5. The absraction principle: berbagai prinsip diatas digunakan terhadap semua objek. Apakah anak kecil memiliki teori dalam pikirannya? Teori pikiran (theoritis of mind) kesadaran dan pemahaman akan proses mental. Piaget pernah melontarkan pertanyaan seperti, “ dari mana datangnya mimpi?” dan “apa yang sedang kamu pikirkan?” kepada anak-anak. Berdasarkan jawaban atas pertanyaan itu, ia menyimpulkan bahwa anak-anak yang berusia dibawah 6 tahun tidak dapat membedakan antar pikiran atau mimpi, dan etitas fisik nyata dan tidak memiliki teori tentang pikiran. Akan tetapi, penelitian lebih baru mengindikasikan bahwa antara usia 2 sampai 5 tahun, pengetahuan anak akan proses mental-dirinya sendiri atau orang lain-meningkat sangat dramatis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar